Cincin Paus Fransiskus Dihancurkan Akhir Kepemimpinan

Cincin Paus Fransiskus Dihancurkan Akhir Kepemimpinan
22 Views-

NewsBhinneka.id – Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 di usia 88 tahun, Vatikan melaksanakan ritual tradisional yang menandai akhir masanya. Vatikan, sebagai pusat spiritual umat Katolik sedunia, langsung mengaktifkan protokol tradisional yang telah berlangsung selama berabad-abad. Salah satu simbol paling kuat dalam masa transisi ini adalah penghancuran Cincin Nelayan atau Ring of the Fisherman, lambang otoritas spiritual dan administratif tertinggi seorang paus sebagai penerus Santo Petrus.

Makna Cincin Nelayan bagi Kepausan

Cincin Nelayan bukan sekadar perhiasan. Cincin ini mengandung makna teologis dan simbolis yang mendalam. Di atas permukaannya terukir gambar Santo Petrus yang sedang memancing dari perahu, serta nama paus yang bersangkutan dalam bahasa Latin. Sebagai murid pertama Yesus dan pemimpin pertama Gereja, Petrus dianggap sebagai “penjala manusia,” dan setiap paus yang menjabat dilihat sebagai penerus langsungnya.

Secara historis, cincin ini digunakan untuk menyegel dokumen-dokumen penting Gereja, seperti breve apostolik dan keputusan kepausan lainnya. Oleh karena itu, cincin ini juga menjadi simbol kekuasaan administratif Paus. Untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan atau penerbitan dokumen palsu setelah wafatnya Paus, Gereja mewajibkan penghancuran cincin ini sebagai tanda resmi berakhirnya masa jabatan seorang paus.

Dalam kasus Paus Fransiskus, penghancuran cincin dilakukan dengan cara yang khas namun penuh makna: dua goresan berbentuk salib di permukaan cincin, sebagai simbol bahwa otoritasnya telah berakhir dan tidak dapat dipergunakan lagi. Proses ini biasanya disaksikan oleh para pejabat tinggi Gereja dan dilakukan secara tertutup oleh Camerlengo.

Rangkaian Ritual Setelah Wafatnya Paus Fransiskus

Proses pengesahan wafatnya Paus dimulai dengan tugas penting dari Camerlengo, pejabat yang bertanggung jawab selama sede vacante. Dalam hal ini, tugas tersebut diemban oleh Kardinal Kevin Farrell. Ia secara resmi memanggil nama baptis Paus—Jorge Mario Bergoglio—sebanyak tiga kali di hadapan tubuhnya. Setelah tidak ada respons, ia menyatakan Paus telah wafat, lalu mencabut Fisherman’s Ring dari jari Paus untuk disiapkan penghancurannya.

Setelah konfirmasi wafat, jenazah Paus Fransiskus akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus mulai tanggal 23 April 2025. Tradisi ini memberikan kesempatan kepada umat Katolik dari seluruh dunia untuk datang memberikan penghormatan terakhir, mendoakan, dan mengenang warisan spiritual yang ditinggalkan oleh Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin tersebut.

Berbeda dari para pendahulunya yang umumnya dimakamkan di Gua Vatikan di bawah Basilika Santo Petrus. Paus Fransiskus memilih tempat peristirahatan terakhir di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma. Pilihan ini mencerminkan devosi pribadinya yang dalam kepada Bunda Maria, sosok yang sejak awal masa kepausannya selalu ia jadikan teladan dalam pelayanan dan kerendahan hati.

Masa Sede Vacante dan Persiapan Konklaf

Setelah semua upacara penghormatan selesai, Gereja Katolik akan memasuki fase penting berikutnya: persiapan untuk memilih Paus yang baru melalui Konklaf. Selama masa sede vacante ini, semua urusan administratif Vatikan ditangani oleh Camerlengo dan para pejabat Kuria yang memiliki tugas terbatas. Tak satu pun keputusan besar dapat diambil hingga Paus baru terpilih.

Konklaf akan diikuti oleh para kardinal berusia di bawah 80 tahun dari seluruh dunia. Mereka akan berkumpul di Kapel Sistina, di mana mereka bersumpah untuk menjaga kerahasiaan. Melakukan pemungutan suara secara tertutup, dan memohon bimbingan Roh Kudus dalam menentukan pemimpin baru Gereja Katolik sedunia.