Donald Trump Keluarkan Tarif untuk Indonesia, Apa Dampak nya?

Donald Trump Keluarkan Tarif untuk Indonesia, Apa Dampak nya
87 Views-

NewsBhinneka.id – Langkah kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang pasar keuangan dunia terutama di Indonesia. Kali ini, kebijakan proteksionisnya yang menargetkan hampir seluruh mitra dagang utama AS telah memicu kepanikan investor. Trump menerapkan bea masuk impor (BMI) tinggi sebagai bagian dari strategi “menghidupkan kembali ekonomi domestik”.

Pada Kamis malam waktu New York (3 April 2025) atau Jumat pagi WIB, bursa saham AS jatuh bebas. Indeks S&P 500 turun drastis 4,84 persen, Dow Jones Industrial Average melemah 3,98 persen, dan Nasdaq anjlok hingga 5,97 persen. Para investor yang awalnya berspekulasi bahwa langkah Trump hanya bersifat jangka pendek langsung tersentak. Nyatanya, Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif tinggi ini akan menjadi kebijakan jangka panjang yang permanen.

Akibat kejatuhan saham tersebut, kapitalisasi pasar perusahaan dalam indeks S&P 500 terpangkas sekitar 2,9 triliun dollar AS—angka yang setara dua kali Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2024, yang mencapai 1,44 triliun dollar AS. Artinya, dalam satu malam, pasar AS kehilangan nilai yang setara dengan kekayaan nasional Indonesia selama dua tahun.

Kerugian Massif Elon Musk dan 500 Orang Terkaya Dunia Terpukul Oleh Kebijakan yang Dikeluarkan Donald Trump 

Kejatuhan pasar ini tak hanya mengguncang indeks, tetapi juga memangkas kekayaan para taipan dunia. Menurut data Bloomberg Billionaires Index, sebanyak 500 orang terkaya di dunia kehilangan aset senilai total 208 miliar dollar AS hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.

Salah satu yang paling terdampak adalah Elon Musk—pendiri Tesla dan SpaceX—yang juga dikenal sebagai pendukung Trump. Nilai saham perusahaan-perusahaannya yang anjlok menyebabkan kekayaannya menyusut hingga 11 miliar dollar AS. Ini menjadi ironi besar: sosok yang selama ini mendukung kebijakan Trump justru menjadi salah satu korban paling besar dari kebijakan tersebut.

Sementara itu, para investor institusi dan individu pun mulai melakukan divestasi besar-besaran. Mereka khawatir kebijakan tarif tinggi ini akan menimbulkan efek domino terhadap hubungan dagang global, terutama dengan Tiongkok, Meksiko, dan Uni Eropa. Reaksi negatif pasar mencerminkan hilangnya kepercayaan terhadap arah kebijakan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Trump.

Dampak Terhadap Indonesia dan Strategi Bertahan di Tengah Gejolak Global

Meskipun Indonesia tidak berada dalam daftar negara utama yang terkena tarif secara langsung, dampaknya tetap terasa. Ketika pasar global terguncang, investor cenderung menarik modal dari negara berkembang seperti Indonesia. Nilai tukar rupiah pun mengalami tekanan, sementara arus masuk investasi asing mulai melambat.

Jika situasi ini berlanjut, beberapa sektor ekspor andalan Indonesia seperti tekstil, elektronik, dan produk karet berisiko kehilangan pangsa pasar di AS. Selain itu, harga komoditas yang fluktuatif akibat ketidakpastian global bisa memengaruhi pendapatan nasional dan kesejahteraan petani serta pelaku usaha kecil di Tanah Air.

Oleh karena itu, Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah strategis. Pertama, pemerintah harus mendorong diversifikasi pasar ekspor ke kawasan Asia Selatan, Afrika, dan Amerika Latin. Kedua, sektor industri dalam negeri perlu mempercepat inovasi agar produk Indonesia memiliki daya saing tinggi meskipun menghadapi hambatan tarif. Ketiga, stabilitas makroekonomi dan iklim investasi harus dijaga dengan cermat melalui sinergi antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.

Terakhir, memperkuat diplomasi dagang melalui ASEAN dan kemitraan strategis seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) menjadi langkah vital. Dengan memanfaatkan jalur perdagangan alternatif, Indonesia bisa tetap menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global yang semakin kompleks.