Harga Emas Melejit! Trump dan Perang Dagang Jadi Pemicu

Harga Emas Melejit! Trump dan Perang Dagang Jadi Pemicu
80 Views-

NewsBhinneka.id – Harga emas terus mencatatkan rekor tertinggi, baik di pasar global maupun domestik, kenaikan ini menjadi yang ditunggu-tunggu oleh investor. Dengan dipicu oleh ancaman kebijakan perdagangan Donald Trump, pelemahan nilai tukar, serta tingginya permintaan terhadap aset safe haven.

Di Indonesia, harga emas Antam melesat hingga Rp1,4 juta per gram, sementara di pasar internasional, harga emas spot menembus US$2.300 per troy ounce. Para analis memperingatkan bahwa tren bullish ini mungkin belum berakhir, terutama jika situasi ekonomi dan politik dunia semakin tidak menentu.

Trump dan Ancaman Perang Dagang Memicu Kenaikan Emas

Donald Trump semakin gencar mengkampanyekan kebijakan proteksionisnya menjelang pemilihan presiden AS 2024. Dalam berbagai pernyataan, ia menegaskan rencananya untuk menaikkan tarif impor terhadap produk-produk China hingga 60 persen. Kebijakan ini bisa memicu perang dagang besar yang berpotensi mengguncang pasar global seperti yang pernah terjadi pada 2018-2019.

Investor yang khawatir dengan dampak kebijakan tersebut mulai mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman, terutama emas. Mereka melihat emas sebagai perlindungan terhadap volatilitas ekonomi, inflasi, serta pelemahan dolar AS yang mungkin terjadi jika perang dagang semakin memburuk.

Selain itu, ketegangan geopolitik di berbagai kawasan, seperti Timur Tengah dan Asia-Pasifik, semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Situasi ini membuat permintaan emas melonjak drastis, mendorong harga naik ke level tertinggi sepanjang masa.

Harga Emas Global dan Domestik Terus Melesat

Tidak hanya di Indonesia, aset ini di pasar internasional juga menunjukkan tren yang sama. Dalam beberapa pekan terakhir, harga emas dunia terus menanjak dan akhirnya melampaui level psikologis US$2.300 per troy ounce.

Di Indonesia, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) turut mengalami kenaikan signifikan. Harga per gramnya kini mencapai Rp1,4 juta, mencetak rekor tertinggi dalam sejarah perdagangan emas domestik. Lonjakan harga ini terjadi karena kombinasi antara kenaikan harga global dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Para analis menilai bahwa jika ketidakpastian global terus meningkat, aset ini bisa menembus level yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Sebaliknya, jika ada kepastian mengenai kebijakan ekonomi AS atau stabilisasi geopolitik, harga emas mungkin akan mengalami koreksi.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Dengan harga emas yang terus naik, banyak investor mulai mempertanyakan apakah saat ini waktu yang tepat untuk membeli, menjual, atau menahan investasi emas mereka.

  • Bagi investor jangka pendek, lonjakan harga bisa menjadi peluang untuk mengambil keuntungan. Namun, volatilitas yang tinggi juga bisa menjadi risiko, sehingga mereka perlu merancang strategi keluar yang jelas.

  • Bagi investor jangka panjang, emas tetap menjadi instrumen yang menarik, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global. Selama ekonomi dunia belum stabil, emas bisa terus menjadi pilihan utama untuk diversifikasi portofolio.

  • Bagi yang belum memiliki emas, mereka harus mempertimbangkan apakah harga saat ini masih layak untuk dibeli atau lebih baik menunggu koreksi sebelum masuk ke pasar.

Keputusan The Fed mengenai suku bunga juga akan memainkan peran penting dalam pergerakan aset ini ke depan. Jika The Fed menahan atau bahkan menurunkan suku bunga, harga emas bisa semakin melambung karena biaya peluang untuk menyimpan emas menjadi lebih rendah. Sebaliknya, jika suku bunga naik, aset ini bisa mengalami tekanan.

Harga emas terus naik ke rekor tertinggi akibat kombinasi faktor global, mulai dari ancaman kebijakan perdagangan Donald Trump, ketidakpastian ekonomi, hingga pelemahan nilai tukar. Jika ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionis terus mendominasi. Bagi investor, memahami tren ini sangat penting agar mereka bisa mengambil keputusan yang tepat. Apakah mereka akan membeli, menjual, atau menunggu momentum yang lebih baik? Semua tergantung pada bagaimana situasi ekonomi global berkembang dalam waktu dekat.