NewsBhinneka.id – Kasus kanker paru-paru di kalangan individu yang tidak pernah merokok menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Para ahli kesehatan mengindikasikan bahwa polusi udara menjadi salah satu faktor utama di balik tren mengkhawatirkan ini.
Data terbaru dari Badan Internasional Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, sekitar 200.000 kasus adenokarsinoma paru—jenis kanker paru yang umum—dikaitkan dengan paparan polusi udara. Temuan ini menyoroti betapa seriusnya dampak kualitas udara terhadap kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki riwayat merokok.
Dr. Jamal Zaini, Ph.D, Sp.P.K.R, Subsp. Onk.T. (K), seorang spesialis paru dari Rumah Sakit Pondok Indah, menjelaskan bahwa selain polusi udara, faktor lain seperti paparan asap rokok pasif, faktor genetik, dan paparan zat karsinogen di lingkungan kerja juga berkontribusi terhadap risiko kanker paru pada non-perokok.
Secara geografis, wilayah dengan tingkat polusi udara tinggi, seperti Asia Timur—khususnya China—mengalami lonjakan kasus kanker paru di kalangan non-perokok. Hal ini menegaskan perlunya upaya kolektif dalam mengendalikan polusi udara untuk mencegah peningkatan lebih lanjut kasus kanker paru.
Peningkatan kasus ini juga terlihat lebih dominan pada perempuan. Studi menunjukkan bahwa persentase kanker paru pada perempuan berusia 20-49 tahun yang tidak merokok mencapai 28 persen, lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada rentang usia yang sama, yaitu 19 persen. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh variasi paparan lingkungan dan faktor biologis lainnya.
Para ahli menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan risiko polusi udara terhadap kesehatan paru-paru. Langkah preventif seperti menggunakan masker di area dengan kualitas udara buruk, mengurangi aktivitas di luar ruangan saat polusi tinggi, dan mendorong kebijakan pengendalian emisi dapat membantu menekan angka kejadian kanker paru pada non-perokok.
Dengan meningkatnya bukti yang mengaitkan polusi udara dengan kanker paru pada non-perokok, diperlukan tindakan segera dari pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memperbaiki kualitas udara demi melindungi kesehatan publik.